Sejarah

SEWON TERBUKA

Pencarian jati diri Sewon Terbuka pada Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta cukup memberikan banyak pro kontra. Sewon Terbuka sudah mempunyai umur dan nyawa setiap tahunnya. Perpanjangan umur Sewon Terbuka setiap tahun menjadi hal yang didebatkan, mahasiswa akan mulai mencari lagi apa sebenarnya acara tersebut, bagaimana kegiatan ini harus dimulai tanpa menghilangkan esensi Sewon Terbuka sendiri.

Pamungkas adalah Pembantu Dekan 1 FSMR juga sebagai pelaku Sewon Terbuka pertama kali. Tahun 1995, Sewon Terbuka lahir dari sikap berfikir kreatif dengan memanfaatkan ruang yang ada serta tuntutan ekonomi sebagai seorang mahasiswa. Dengan tuntutan yang menjadi hambatan, tidak menutup semangat mahasiswa untuk berkarya. Kegiatan ini juga dijadikan ajang pameran sebagai bentuk interaksi civitas akademik yang baru. Pada konsep Sewon Terbuka, 'Terbuka' mempunyai arti siapa saja bisa ikut serta dalam pameran. Semua mahasiswa dan dosen bisa menampilkan karya masing-
masing dengan tema yang sudah disepakati. Merespon tempat tanpa merusak dan mengubah menjadi salah satu esensi dalam Sewon Terbuka. Ketika penempatan karya di luar ruangan, secara tidak langsung seniman harus bisa membuat karya tahan cuaca dari panas dan dingin.

Sesuatu yang diperpanjang dan berusaha diabadikan itu belum
tentu akan semakin baik

- FX. Widyatmoko

Menempatkan Sewon Terbuka menjadi salah satu program kerja BEM FSMR adalah cara mahasiswa untuk menghidupkan nyawa Sewon Terbuka. Usaha mahasiswa FSMR sekarang adalah menanamkan pondasi kemudian meneruskan pembangunan Sewon Terbuka tanpa melupakan sejarah. Pro kontra akan selalu ada beriringan dalam umur Sewon Terbuka setiap tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar